Sabtu, 24 November 2018

Selamat Hari Guru

Indonesia, 25 November
Bukan guru yang menjadi orang pertama yang berhak merayakan hari guru, peringatan hari guru memang ditujukan untuk semua guru yang ada di Indonesia namun yang merayakannya bukanlah guru, tidak lain para murid secara sadar dan ikhlas memperingati untuk guru mereka, namun dari jutaan murid yang ada di Indonesia tidak semua mengingat hari bahagia ini.

Bahkan hanya sebagian kecil saja yang rela mengorbankan tenaga, pikiran dan uang pribadi untuk memberikan kejutan di hari peringatan guru, entah kenapa semakin lama kedekatan antara guru dan siswa terasa memiliki batas, padahal jika ingat pada jaman dulu ikatan guru dan murid seperti anak kepada orang tua.

Mungkin orang lain yang bukan sanak keluarga yang paling peduli pada kita adalah Guru, memperhatikan tanpa peduli lelah, bahkan mereka para guru rela menelantarkan anaknya sendiri demi para murid, betapa besar perjuangan seorang guru untuk mendidik kita. Jika dibandingkan antara HAK dan Kewajiban sebagai seorang guru mungkin lebih banyak Kewajiban yang di dahulukan ketibang HAK mereka.

Guru sekuat tenaga mencerdaskan para siswanya jika para murid berlaku tidak sopan ia tidak segan untuk memberikan hukuman, namun berbeda dengan siswa hukuman yang diberikan oleh guru dianggap sebagai pelanggaran HAM berat, tidak jarang banyak guru yang dilaporkan ke Polisi oleh siswa, bayangkan padahal mereka berjuang hanya untuk para muridnya.

Entah kita dari salah satu yang mengingat jasa guru atau menjadi jutaan orang yang sudah melupakan jasa seorang guru di sekolah, tinggal tergantung kita, kapan lagi kalau bukan hari ini memberikan senyum kecil di pipi tua guru kita. Entah hanya sebuah ucapan, atau hanya pelukan hangat sambil mengucapkan selamat hari guru tersayang.

Mengucapkan hari guru bukalah kewajiban untuk murid namun lebih pada kesadaran mungkin dari sekian banyak guru yang pernah kita temui ada saja guru favorite dalam hidup kita yang selalu kita idolakan, bahkan cara mereka menjadi contoh bagi kehidupan kita masa depan, tidak ada salahnya jika kita mengucapkan satu atau dua patah kata untuk guru yang kita cintai, mungkin itu tidak akan berarti apa-apa namun senyum di wajahnya akan sangat bernilai bagi mereka.

Ternyata cara mendidk mereka benar, guru tidak pernah meminta apapun dari apa yang telah mereka barikan tetapi ikhlas menerima apapun yang mereka dapatkanya, untuk kita para murid Indonesia ayo teman-teman jika kita belum bisa memberi hadiah yang berharga sedikit ucapan mungkin akan mengubah lelah mereka (guru) menjadi senyum bahagia, bisa kita kirimkan melalui pasan sosial media atau lainnya.


Tidak banyak yang diminta oleh guru, jika siswa sudah bisa mengingat apa yang diajarkan itu sudah lebih dari cukup dari sebuah imbalan, tidak pernah terpikir oleh seorang guru untuk meminta lebih dari apa yang mereka kerjakan. 

Meski Guru Indonesia masih banyak hidup dalam kekurangan, mereka tidak sekalipun mengeluh kesah mereka pada siswanya, cukup mereka yang merasakan semua derita, merid harus bisa berfokus pada kebahagiaan saja.

Derita siswa adalah derita guru, masalah siswa adalah masalah guru namun derita guru bukanlah derita untuk siswa begitu juga masalah guru siswa tidak ingin mau tau, itulah guru yang selalu tersenyum meski seringkali menangis dalam hati. 


Tidak banyak yang diminta oleh guru cukup melihat para siswa menjadi sukses dan lebih dari gurunya sendiri, membuat nama guru menjadi bangga jika mengatakan "Dia adalah salah satu murid ku dulu"

Bagi guru tidak adalah istilah mantan murid, namun bagi murid selalu ada sebuatan untuk mantan guru, jika ditanya "apakah itu guru kalian" mereka menjawab iya tapi dulu, sekarang dia bukan lagi guru saya.

Gaji guru dalam mendidik siswa hanya dibayar satu kali dalam satu bulan, terkadang bayaran itu tidak mencukupi untuk membayar hutang, tetapi mereka tidak pernah protes atau mengurangi cara menddik mereka meski dalam sebuah kekuarangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar